Saat membahas peran AI dalam sains, kamu mungkin teringat AlphaFold. Program lipatan protein dari Google DeepMind yang membawa penciptanya meraih hadiah Nobel tahun lalu. Kini, OpenAI telah membuat langkah besar. Mereka menciptakan model AI yang mampu merekayasa protein. Ini dapat meningkatkan efisiensi transformasi sel biasa menjadi sel punca.
Tantangan dalam Pemrograman Ulang Sel
Faktor Yamanaka adalah sekelompok protein penting. Sel dewasa (contohnya sel kulit) bisa diubah kembali menjadi sel punca. Sel punca ini kemudian bisa berkembang menjadi berbagai jenis sel tubuh. Namun, metode ini tidak efisien. Prosesnya memakan waktu berminggu-minggu. Tingkat keberhasilannya sangat rendah, kurang dari 1%. Kesulitan ini menjadi hambatan besar bagi penelitian regenerasi jaringan dan terapi medis.
Di sinilah GPT-4b micro, model baru dari OpenAI, menawarkan solusi. Model ini menggunakan algoritma pembelajaran mendalam. GPT-4b micro dirancang untuk menganalisis dan memodifikasi protein agar lebih efektif. Algoritma ini memanfaatkan data protein dari berbagai spesies. GPT-4b micro mempelajari pola interaksi antarprotein dan menghasilkan saran modifikasi yang spesifik. Model ini tidak hanya membuat prediksi. Ia juga mengusulkan cara untuk meningkatkan efisiensi protein.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Proses ini melibatkan dua langkah utama:
- Analisis Pola Asam Amino: Model mempelajari struktur dan komposisi protein. Tujuannya adalah untuk memahami bagian-bagian yang dapat dimodifikasi.
- Perubahan pada protein: Penelitian menunjukkan, jika sepertiga bagian dari protein diubah, hasilnya menjadi lebih efektif.
Metode baru ini 50 kali lebih berhasil dibandingkan cara lama. Tingkat keberhasilan naik dari kurang dari 1% menjadi jauh lebih tinggi.
Manfaat Bagi Dunia Medis
Penemuan ini memberi harapan baru. Ini bisa memperbaiki jaringan tubuh yang rusak dan mengobati penyakit yang melemahkan tubuh. Menurut ahli dari Harvard, Vadim Gladyshev, cara ini bisa mengubah dunia medis. Hal ini terutama berguna untuk makhluk hidup yang sel-selnya sulit diubah.
Tantangan dan Isu Transparansi
Proyek ini mendapat kritik. Sam Altman, CEO OpenAI, telah mendanai Rp2,8 triliun ke Retro Biosciences, yang melakukan riset ini. Banyak yang khawatir hal ini bisa mempengaruhi keputusan OpenAI. Namun, OpenAI menyatakan bahwa mereka memisahkan keputusan bisnis dan ilmiah secara terbuka.
Langkah ke Depan
Hasil awal tampak bagus, tapi perlu diperiksa lagi. OpenAI akan membagikan hasil penelitiannya supaya bisa diteliti oleh para ilmuwan lain. Sekarang, GPT-4b micro masih dalam tahap uji coba dan belum bisa dipakai secara umum. OpenAI masih memutuskan apakah akan menjualnya terpisah atau digabung dengan produk OpenAI lainnya.
Meskipun hasil awal baik, perlu divalidasi lebih lanjut. OpenAI akan mempublikasikan penelitian ini agar diuji oleh lebih banyak ilmuwan. Saat ini, model GPT-4b micro masih dalam tahap demo dan belum tersedia untuk umum. OpenAI masih mempertimbangkan untuk merilisnya sebagai produk atau bagian dari sistem utama mereka.