Jika kamu sedang mengamati saat ini dimana harga solid-state drive atau SSD semakin murah tapi menunda untuk upgrade karena kamu tidak ingin repot menginstal ulang semuanya, artikel ini akan membantu kamu. Pada artikel ini kami akan menunjukkan cara untuk kloning/ cloning HDD disk lama kamu ke sebuah HDD baru dan mendapatkan seluruh sistem tetap dapat berjalan hanya dalam hitungan jam, tidak perlu instal ulang Windows dan semua aplikasi lainnya.
Tidak seperti mengupgrade dan menambahkan memori atau perangkat baru, upgrade hard drive memiliki potensi untuk menjadi situasi yang sangat menyusahkan.
Daripada harus melalui berbagai kerumitan seperti backup semua dokumen dan file, mengambil disk lama dan menggantinya dengan yang baru, melakukan format, menginstal ulang OS (juga semua aplikasi) dan kemudian mengutak-atik segalanya agar komputer kamu bisa digunakan seperti biasa, kamu dapat mengikuti langkah-langkan pada artikel ini dimana mencakup kloning / cloning disk lama dengan disk baru, dan komputer kamu dapat berjalan lagi seperti biasanya yang hanya memerlukan sedikit waktu.
Teknik yang diuraikan pada artikel ini telah banyak digunakan oleh para teknisi komputer (IT Support). Berdasarkan pengalaman proses perpindahan data terlama hanya memerlukan sekitar 1 jam, bahkan bisa dilakukan hanya dengan 20 menit saja.
Waktu yang dihabiskan untuk proses ini sebenarnya hanya memerlukan 10 menit (membuka casing/ case komputer, menjalankan software, dll) dan sisanya adalah waktu yang dibutuhkan perangkat HDD/ hard disk untuk melakukan proses copy.
Apa saja yang dibutuhkan untuk proses ini?
Untuk tutorial ini kamu perlu memiliki empat hal. Tiga hal pertama harus kamu miliki dan untuk yang keempat merupakan hal yang kamu perlukan tergantung dari pengaturan dan kebutuhan dari perangkat.
Hard Disks
Dua hal pertama yang harus kamu miliki tentu saja adalah hard drive lama dan hard drive kamu yang baru. Idealnya kamu melakukan migrasi dari drive dengan ukuran lebih kecil ke drive dengan ukuran lebih besar, tetapi ada situasi di mana kamu melakukan migrasi dari drive yang lebih besar ke drive yang lebih kecil.
Sebagai contoh, dulu kamu membeli hard disk dengan kapasitas yang sangat besar dan ternyata memiliki kecepatan (RPM) yang lambat dan kamu menyadari bahwa hard disk tersebut tidak layak digunakan sebagai disk sistem operasi, dan akhirnya kamu membeli hard disk dengan ukuran lebih kecil tapi memiliki kecepatan yang jauh lebih cepat atau bahkan membeli SSD yang biasanya memiliki kapasitas lebih kecil.
Tutorial ini difokuskan untuk upgrade ke disk denga kapasitas lebih besar, tapi selama kamu yakin data yang akan dipindahkan dari disk lama ke disk baru (misal kamu juga memindahkan semua file musik dan film dan file inti sistem operasi, aplikasi, dll dari HDD lama) masih bisa ditampung pada disk yang baru, semuanya akan baik-baik saja.
Aplikasi untuk Kloning Hard Disk
Hal ketiga yang kamu perlukan adalah aplikasi untuk kloning drive. Ada beberapa aplikasi kloning yang benar-benar sangat bagus saat ini, dimana aplikasi-aplikasi tersebut membutuhkan kehati-hatian dalam penggunaanya dikarenakan banyaknya komponen/fitur canggih yang dimiliki.
Aplikasi-aplikasi tersebut memang menawarkan banyak sekali fitur besar dimana hanya untuk proses menyalin disk standar saja cenderung berlebihan/ overkill (alhasil sering menghasilkan banyak kesalahan).
Tujuan artikel ini adalah untuk melakukan proses kloning yang cepat, efisien, dan dengan hanya sedikiit kesalahan yang dihasilkan. Oleh karena itu kami telah memilih untuk menggunakan versi gratis dari Macrium Reflect karena tampilannya yang sederhana dan sangat baik. Aplikasi ini juga memiliki fitur untuk membuat “Recovery Disc” yang bisa dibuat pada drive USB/ flashdisk maupun DVD RW.
Catatan: Launcher instalasi aplikasi ini akan mendownload Windows PE Component yang besarnya sekitar 500 MB.
Koneksi untuk Hard Drive
Akhirnya, kamu harus memastikan bagaimana bagusnya menghubungkan hard drive ke komputer/ laptop untuk dapat melakukan proses kloning. Jika kamu menggunakan komputer desktop kamu hanya perlu membuka casing dan menghubungkan hard drive baru langsung ke motherboard.
Tapi jika kamu menggunakan laptop dimana ada kemungkinan tidak akan memiliki koneksi tambahan (atau bahkan ruang) untuk hard drive baru di komputer, terpaksa kamu harus menggunakan adaptor USB.
Dan jika akhirnya kamu harus menggunakan adaptor USB, kami menyarankan agar kamu menggunakan adapter USB 3.0 pada port USB 3.0 (menggunakan adaptor USB 3.0 to IDE/SATA). Kami melakukan tes kecepatan secara bergantian antara adaptor dengan menggunakan USB 2.0 dan USB 3.0. Dan hasil kloning HDD menggunakan USB 3.0 lebih cepat 250-300 persen daripada menggunakan USB 2.0.
Hard drive sudah ada, kamu sudah men-download aplikasi untuk kloning, dan hard drive baru sudah terhubung Ke komputer (baik melalui port SATA pada motherboard atau melalui adapter USB), dan sekarang kamu siap untuk memulai proses kloning.
Membuat Media Pemulihan (Recovery Media)
Proses instalasi Macrium Reflect sangatlah mudah. Jalankan installer, jalankan aplikasi, dan kemudian buat disk pemulihan. Hampir setiap kesalahan yang mungkin akan kamu temui dalam proses ini dapat diatasi melalui recovery media. Dan saat dimana pasti kamu membutuhkan recovery media adalah ketika kamu mendapati error pada hard drive.
Setelah menginstal Macrium Reflect, akses Menu -> Other Tasks -> Create Rescue Media
Kamu akan diminta untuk memilih Windows PE atau Linux recovery media. Pilih Windows PE kemudian klik tombol “Advanced” dan pilih versi 5.0. Rescue media creator akan menanyakan apakah kamu ingin custom VIM atau default VIM. Pilih Default VIM.
Pada langkah terakhir kamu akan melihat review dari pengaturan dan prompt untuk memilih jenis media yang ingin di install “Recovery Disc”.
Ketika proses selesai, saatnya untuk beralih ke proses kloning disk. Kamu harus memastikan bahwa hard drive baru sudah terhubung ke komputer kamu.
Kloning Disk
Hard drive baru sudah terhubung dan “Recovery Media” sudah di tangan, saatnya untuk melakukan kloning! Langkah pertama adalah langkah yang paling penting dan satu-satunya langkah yang harus kamu lakukan dengan benar. Jika kamu mengacaukannya, kamu akan mendapati situasi yang benar-benar buruk.
Pada aplikasi Macrium Reflect, pilih tab “Disc Image” dan mencari sistem operasi disk (biasanya Disk 1, C: \, dan diberi label dengan Windows ikon kecil) seperti yang terlihat pada gambar di bawah.
Bila kamu memilih disk, pilihan “Clone this disk” akan tersedia di bawah drive yang dipilih. Klik “Clone this disk“.
Menu berikutnya adalah di mana kamu membuat pilihan yang paling penting dalam seluruh tutorial ini. Macrium akan menunjukkan drive sumber yang telah kampu pilih dan meminta kamu untuk memilih drive tujuan.
Klik pada “Select a disk to clone to” untuk memilih hard drive baru. Jika sistem kamu memiliki beberapa hard drive terpasang, sangat penting untuk memilih hard drive yang benar. Jika kamu melakukan proses kloning dari harddisk yang salah, semua data pada disk tersebut akan hilang. Periksa ulang apakah kamu telah memilih hard drive yang benar.
Setelah kamu mengecek ulang dan telah memastikan disk tujuan yang dipilih sudah benar, klik “Copy selected partitions“. Macrium akan menanyakan apakah kamu ingin melakukan metode copy “forensic” atau “intelligent“. “Forensik” akan menyalin setiap bit tunggal pada hard disk, terlepas dari apakah sektor tersebut digunakan atau tidak. Sedangkan “intelligent” hanya akan menyalin sektor disk yang benar-benar digunakan. Sebaiknya kamu memilih “intelligent” dan centang “Verify File System“.
Setelah selesai, kamu akan mendapati partisi yang di telah copy dengan rasio 1 banding 1 ke disk baru, yang berarti jika kamu melakukan kloning ke harddisk yang lebih besar, akan ada banyak ruang yang tidak digunakan. Jangan khawatir, hal itu bisa diperbaiki dengan mudah. Cukup klik pada “Cloned Partition Properties” yang ada di bawah disk tujuan kloning.
Dari sana kamu dapat mengklik tombol “Maximum Size” untuk secara otomatis mengubah ukuran partisi yang ada untuk memanfaatkan keseluruhan ruang disk yang tersedia. Dan saatnya untuk melakukan test.
Jika kamu menggunakan komputer desktop, cara termudah untuk menguji booting disk baru, cukup cabut kabel hard disk lama kamu (sumber disk), dan hanya kabel disk baru yang terpasang. Jika kamu menggunakan laptop maka kamu harus menukar hard drive.
Reboot komputer dan seharusnya komputer melakukan booting tanpa masalah. Apabila terjadi kesalahan, kamu memiliki dua pilihan langsung: kembali boot dari hard drive lama dan ulangi proses langkah sebelumnya atau menggunakan “Recovery Media” yang telah dibuat sebelumnya.
Penggunaan Recovery Media
Ceritanya kamu melakukan booting dengan disk yang baru di kloning / cloning, dan kamu mendapati pesan kesalahan. Jangan panik, ada kemungkinan bahwa ini hanyalah kesalahan kecil dan dapat dengan cepat diperbaiki menggunakan recovery media (seperti masalah pada “master boot record” disk yang di kloning atau sejenisnya).
Recovery media sangat mudah untuk digunakan. Masukan disk atau flash drive recovery media yang sudah kamu buat sebelumnya, reboot komputer, dan kemudian tunggu Windows PE dan Macrium Reflect recovery tool untuk dijalankan.
Dan jika ternyata komputer tidak mau booting terutama jika kamu menggunakan flash drive bukan disk, ada kemungkinan USB booting dimatikan atau memiliki setingan booting dengan prioritas yang rendah pada BIOS. Jika ini terjadi, reboot komputer, masuk ke BIOS, dan pastikan bahwa booting USB diaktifkan atau diprioritaskan diatas hard drive.
Recovery media akan secara otomatis memuat Macrium Reflect. Kamu dapat mengakses menu perbaikan booting dengan dua cara. Pertama bisa klik Restore -> Fix Windows Boot Problems di menu bar atau kamu dapat memilih opsi “Restore Tasks” dari panel sebelah kiri yang sebenarnya sama saja dengan cara pertama.
Pilih instalasi Windows, klik “Next” lalu “Finish” dan didasarkan pada versi Windows yang dijalankan, alat perbaikan akan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaiki disk seperti memperbaiki MBR (Master Boot Record), BCD (Boot Configuration data), atau sejenisnya.
Ketika selesai dan kamu akan diminta untuk reboot komputer, cabut USB drive atau disk dan klik “OK” untuk menyelesaikan proses.
Sejujurnya artikel di atas lebih rumit dibanding artikel cloning harddisk menggunakan norton ghost. Saya kira dengan macrium akan lebih simpel dan sedikit kesalahan. Tapi saya rasa justru dengan norton ghost jauh lebih sederhana dan sedikit kesalahan. Btw.. trims atas ilmunya ya~