“Bagaimana caranya mengatur waktu kuliah, tugas, dan kehidupan sosial tanpa stres?”. Pertanyaan ini sering muncul di benak mahasiswa. Dulu, teknologi dilarang di ruang kelas, tapi sekarang justru menjadi penyelamat. Mari simak lima aplikasi yang telah mengubah cara saya hidup di kampus. Mungkin, ini bisa membantu kamu juga.
1. Notion
Di tengah padatnya jadwal kuliah, tugas bisa menumpuk tanpa disadari. Saya pernah melewatkan beberapa tenggat waktu penting hanya karena sistem pengingat yang berantakan. Beruntung, saya menemukan Notion, asisten digital yang mengubah cara saya mengelola tugas.
Di Notion, saya telah menciptakan sistem database yang efektif. Kolom Status membantu memilah tugas berdasarkan prioritas: “Mendesak”, “Sedang Dikerjakan”, dan “Selesai”. Untuk mata kuliah Algoritma dan Pemrograman, saya menandai tugas analisis data sebagai “Mendesak” saat tenggat waktu tinggal tiga hari. Ini untuk memastikan tidak ada tugas yang terlewat.
Yang menarik, database ini juga membantu mengatur anggaran bulanan. Saya membuat tabel khusus untuk mencatat pengeluaran, dari biaya kuliah hingga jajan harian. Fleksibilitas Notion akan memudahkan kamu. Kamu bisa mulai dengan template yang ada. Atau, kamu bisa merancang sistem pencatatan sendiri sesuai kebutuhan.
Coba: Notion di iOS | Notion di Android (Gratis, dengan fitur premium)
2. Google Calendar
Bagaimana cara menyeimbangkan kuliah, kerja penuh waktu, dan kehidupan sosial? Jawabannya ada di perencanaan yang matang. Setelah menyusun prioritas di Notion, Google Calendar menjadi navigator waktu yang tak tergantikan.
Keunggulan Google Calendar terletak pada integrasinya yang mulus dengan alat-alat Google lainnya. Ketika dosen mengirim jadwal ujian lewat Gmail, Calendar otomatis menambahkannya ke jadwal. Saat membuat dokumen presentasi di Google Docs, saya bisa menjadwalkan diskusi kelompok dari sana.
Untuk mengoptimalkan waktu, saya mengandalkan Reclaim. Ini adalah asisten AI yang cerdas dalam menyusun jadwal. Bayangkan jika punya sekretaris pribadi. Dia tahu kapan waktu terbaik untuk belajar, mengerjakan tugas, atau beristirahat. Reclaim mengatur semua berdasarkan prioritas dan energi saya sepanjang hari.
Coba: Google Calendar di iOS | Google Calendar di Android (Gratis)
3. Goodnotes 6
Setelah mengetahui apa dan kapan harus dikerjakan, saatnya beraksi. Sebagai pengguna setia iPad untuk mencatat, Goodnotes 6 telah jadi teman yang tak tergantikan dalam perjalanan akademik saya.
Aplikasi ini menawarkan pengalaman menulis digital yang luar biasa. Pena Fountain menghasilkan goresan elegan untuk judul. Ball Pen sempurna untuk catatan detail. Brush Pen memberikan sentuhan artistik saat menandai poin penting. Bahkan dosen sering kagum melihat kerapian catatan digital saya!
Sistem pengorganisasian Goodnotes 6 juga brilian. Untuk mata kuliah Struktur Data, saya membuat folder terpisah untuk catatan kuliah, praktikum, dan rangkuman. Semuanya tersusun rapi dengan kode warna, memudahkan review saat ujian mendekat.
Fitur AI di Goodnotes 6 seperti punya asisten pribadi pintar. Saat mengerjakan soal matematika, Asisten Matematika membantu memecahkan langkah-langkah rumit. Ask Goodnotes siap menjawab pertanyaan dari materi yang sudah dicatat. Investasi Rp450.000 untuk akses seumur hidup terasa sepadan dengan manfaatnya.
Coba: Goodnotes 6 di iOS | Goodnotes 6 di Android (Gratis, dengan fitur premium)
4. Flora
Pernahkah merasa 24 jam sehari tidak cukup? Dulu saya menghabiskan berjam-jam scroll TikTok tanpa sadar. Lalu, saya menemukan Flora. Aplikasi itu mengubah fokus menjadi petualangan berkebun digital.
Setiap sesi fokus di Flora menghadirkan pengalaman yang unik. Bayangkan menanam benih sakura yang perlahan mekar, dengan kelopak merah muda lembut. Atau, pohon maple yang daunnya berubah keemasan. Setiap pohon yang tumbuh menjadi simbol produktivitas. Flora, seiring waktu, menciptakan kebun digital yang indah.
Fitur belajar bersama di Flora menciptakan komunitas yang saling mendukung. Saat teman-teman bergabung dalam sesi fokus, kebun kami terhubung. Setiap pohon yang tumbuh atau layu menjadi cerita. Itu mendorong semangat untuk tetap fokus.
Flora juga bekerja sama dengan organisasi penghijauan. Kamu bisa memasang “taruhan fokus” antara Rp75.000 hingga Rp1.500.000. Jika tergoda membuka handphone saat belajar, uang itu akan digunakan untuk menanam pohon sungguhan! Meski baru tersedia di iOS, pengguna Android bisa mencoba alternatif serupa dengan Forest.
Coba: Flora di iOS (Gratis, dengan fitur premium)
5. Google Drive
Bayangkan, beberapa hari sebelum ujian akhir, laptop rusak. Semua catatan dan tugas hilang. Mengerikan, bukan? Sebagai mahasiswa digital, saya memastikan semua file berharga aman tersimpan di Google Drive.
Google Drive bukan sekadar tempat penyimpanan. Ini seperti perpustakaan pribadi yang selalu bisa diakses. Dengan 15 GB penyimpanan gratis, saya bisa menyimpan ribuan halaman catatan dan dokumen penting. Sistem folder berwarna membantu mengorganisir file berdasarkan semester dan mata kuliah.
Yang terbaik, Google Drive memungkinkan akses dari mana saja. Lupa membawa laptop ke kampus? Tidak masalah! Semua file bisa dibuka lewat handphone atau komputer perpustakaan.
Coba: Google Drive di iOS | Google Drive di Android (Gratis, dengan pilihan penyimpanan tambahan)
Kata Penutup
Menjadi mahasiswa bukan sekadar tentang menghadiri kuliah dan mengerjakan tugas. Ini tentang menguasai seni mengelola waktu dan energi. Lima aplikasi ini bukan sekadar alat digital. Mereka adalah rekan setia yang mengubah kekacauan menjadi produktivitas. Mulailah dengan satu aplikasi yang paling sesuai dengan kebutuhanmu. Rasakan sendiri bagaimana teknologi bisa menjadi sekutu terbaikmu dalam perjalanan akademik.
Sudahkah kamu mencoba salah satu aplikasi ini? Atau punya rekomendasi aplikasi lain? Bagikan pengalamanmu di kolom komentar!